Senin, 10 Januari 2011

1. Kisah Dzun Nun Al Misri

 
 Pilih Jalan yang Mana?
Carilah ilmu yang benar, ilmu yang shahih, ilmunya orang-orang terdahulu 
dari salafush shaleh yang mendapat petunjuk
Pada suatu hari ada seorang putra bersama rombongannya lalu di hadapan Dzun Nun Al Misri ketika ia berada di depan masjid. "Tak ada seorang pun yang lebih bodoh daripada orang lemah melawan yang kuat," kata Dzun Nun Al Misri.

"Apa maksud kata-kata itu ?" tanya sang pangeran.

"MANUSIA ITU LEMAH tapi dia suka melawan Allah Yang Maha Kuat." jawab Dzun Nun Al Misri.

Seketika pucat wajah putra, ia bangkit lalu pergi. Besoknya dia menemui Dzun Nun Al Misri. "Bagaimana caranya berjalan menuju Allah ?" tanya pangeran.

"Ada jalan kecil dan jalan yang besar." jawan Dzun Nun Al Misri. "Jika engkau menginginkan jalan yang kecil, lepaskanlah dunia dan tinggalkan perbuatan dosa. Dan jika engkau ingin jalan yang besar, tinggalkanlah segala sesuatu selain Allah, dan kosongkanlah hatimu dari segala sesuatu selain Dia."

"Kalau begitu aku pilih jalan yang besar saja." jawab sang pangeran.

HR. Ahmad : Wahai anak Adam ! Berdirilah kepada Ku, niscaya Aku berjalan kepadamu. Dan berjalankan kepada Ku dan Aku (Allah) niscaya berlari kepadamu."

Dari buku "DIALOG SUARA HATI" oleh Hamim Thohari

Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam)."
Hadits yang mulia ini menunjukkan agungnya kedudukan ilmu agama dan keutamaan yang besar bagi orang yang mempelajarinya, sehingga Imam an-Nawawi dalam kitabnya Riyadhush Shalihin, pada pembahasan "Keutamaan Ilmu" mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang pertama.
Imam an-Nawawi berkata: "Hadits ini menunjukkan keutamaan ilmu (agama) dan keutamaan mempelajarinya, serta anjuran untuk menuntut ilmu." 

 Imam Ibnu Hajar al-'Asqalaani berkata: "Dalam hadits ini terdapat keterangan yang jelas tentang keutamaan orang-orang yang berilmu di atas semua manusia, dan keutamaan mempelajari ilmu agama di atas ilmu-ilmu lainnya." 
 Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini adalah:
1. Ilmu yang disebutkan keutamaannya dan dipuji oleh Allah Ta'ala dan Rasul-Nya adalah ilmu agama. 

2. Salah satu ciri utama orang yang akan mendapatkan taufik dan kebaikan dari Allah Ta'ala adalah dengan orang tersebut berusaha mempelajari dan memahami petunjuk Allah Ta'ala dan Rasul-Nya shallallahu `alaihi wa sallam dalam agama Islam. 
 3. Orang yang tidak memiliki keinginan untuk mempelajari ilmu agama akan terhalang untuk mendapatkan kebaikan dari Allah Ta'ala. 
 4. Yang dimaksud dengan pemahaman agama dalam hadits ini adalah ilmu/pengetahuan tentang hukum-hukum agama yang mewariskan amalan shaleh, karena ilmu yang tidak dibarengi dengan amalan shaleh bukanlah merupakan ciri kebaikan. 
 5. Memahami petunjuk Allah Ta'ala dan Rasul-Nya shallallahu `alaihi wa sallam dengan benar merupakan momentum bagi manusia untuk mencapai darjat takwa kepada Allah Ta'ala. 
 6. Pemahaman yang benar tentang agama Islam hanyalah bersumber dari Allah semata, oleh karena itu hendaknya seorang muslim disamping giat menuntut ilmu, selalu berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah Ta'ala agar dianugerahkan pemahaman yang benar dalam agama. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar